SEMARANG, suaramerdeka.com- Yuniasih (44) tampak rileks saat bagian kepalanya dipegang dokter syaraf RS Elizabeth, dr Riza Puista di kompleks RW9, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik. Duduk tegap di atas kursi merah, ibu dua anak itu tetap tenang. Belakangan, ia kerap mengeluhkan pusing kepala. Karenanya, Yuniasih mencoba konsultasi dokter syaraf yang hadir di kampungnya, dengan fasilitasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) St Elisabeth Semarang.

Ya, konsultasi kesehatan gratis itu program pengabdian masyarakat dari mahasiswa profesi Keperawatan program ekstensi Stikes St Elisabeth kerja sama RS Elisabeth Semarang. "Periksa tensi karena kepala kerap pusing, hasil pemeriksaan dokter ada indikasi penyempitan darah. Saya tak dikasih obat, tapi direkomendasi periksa puskesmas," jelas Yuniasih usai konsultasi. Ini sangat bermanfaat karena keluhan penyakit warga bisa dikonsultasikan dokter.

Sebelumnya, juga digelar senam bersama. Selain Riza, tiga dokter RS Elisabeth lain dilibatkan kegiatan yaitu dr Windawati pemeriksaan lemak tubuh dan gizi, dr Fransiska Anna Dinar SPd spesialis penyakit dalam atau internist, serta Dr Dini SP Obgyn periksa pap smear. Ketua RW 9 Srondol Kulon, Sri Mulyani mengaku senang ada konsultasi kesehatan yang diikuti warga RT 1, 2, 8, 9, dan 10 wilayahnya sejumlah 300 kepala keluarga (KK).

"Mereka antusias, karena konsutasi kesehatan penting," jelas bapak yang ikut periksa gula darah dengan hasil normal. Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat di RW 9 Srondol Kulon, Suster Maria Eveline SKep mengatakan, timya sudah turun lapangan, sebelum konsultasi kesehatan. Hasil pendataan, banyak warga mengalami darah tinggi dan kencing manis. Selain konsultasi, tim juga memberi pendidikan kesehatan bagi warga.

"Melalui pendidikan kesehatan, kami berupaya mencegah, sebelum mengobati penyakit. Jadi, bukan obat yang kami beri, tapi self care atau merawat kesehatan sendiri," jelas Maria didampingi Korlap Mahasiswa Profesi Keperawatan Ekstensi, Yusuf Sukio Budi SKep. Sebelumnya, di Srondol Kulon diadakan penyuluhan kesehatan serta posyandu balita, remaja, dan lansia. Di sisi lain, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Andri Kenti Gayatina MKep mengatakan, kegiatan ini program profesi Keperawatan komunitas.

Mahasiswa turun lapangan untuk mengajak bagaimana menekankan, hidup sehat tanpa obat. Penekanannya upaya promotif dan preventif, jika butuh pengobatan akan diteruskan ke puskesmas.

Sumber : www.suaramerdeka.com